Minggu, 20 Maret 2022

Analisis Perilaku Konsumen

Nama : Allin Vely Phasa I.

NPM : 10120158

Kelas : C6 

1. Definisi Perilaku Konsumen  

Pada hakikatnya, perilaku merupakan tindakan nyata seseorang yang dapat diobservasi secara langsung. Sedangkan konsumen adalah seseorang yang terlibat dalam suatu kegiatan pembelian atau penggunaan produk. Perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa (Adi Nugroho, 2002:2).

Perilaku konsumen merupakan perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, memberi, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku ini termasuk suatu studi unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan konsumsi dan pembuatan barang dan jasa, pengalaman serta ide.

Contohnya, seseorang menjadi senang setelah mendengar melalui internet bahwa produk hp android lokal Advan, mengeluarkan tipe terbarunya yaitu Advan G2 dengan keutamaan kamera depan dan belakangnya, kemudian membelinya dan puas menggunakan telepon genggam tersebut.

Perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2, antara lain :

v  Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional :

ü  Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

ü Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen

ü  Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

ü Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

v  Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional :

ü  Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik

ü  Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau brended yang sudah dikenal luas

ü Konsumen memilih barang bukan bedasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise.

    2. Proses Keputusan Pembelian

         Menurut keputusan pembelian, konsumen dapat dikelompokkan menjadi konsumen akhir (individual), yang terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau konsumsi. Sedangkan kelompok lain adalah konsumen organisasional yang terdiri atas organisasi , pemakai industry, pedagang dan lembaga non-profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk memperoleh laba atau untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan anggotanya.

 Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menetukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.

Dalam proses pembelian, terdapat tipe proses pembelian, antara lain :

Ø  Proses Complex Decision Making. Proses ini terjadi apabila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli produk sepatu. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti sepatu olahraga, sepatu roda yang mempercepat waktu berjalan dan menghemat tenaga. Subjek pengambilan keputusan yang kompleks adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan strategi pemasaran.

Ø  Proses Brand Loyalti . Ketika pilihan berulang, konsumen berlajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, sepatu sekolah dan sepatu kerja untuk dapat beraktivitas.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:16) pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu system yang terdiri dari intput, proses dan output. Yang mana dalam hal ini terdapat tiga tahapan dalam proses pengakuan adanya kebutuhan, usaha pencarian informasi sebelum membeli dan penilaian terhadap alternative. Berikut tahapan peoses pengambilan keputusan pembelian, antara lain :

Ø  Mengenali Kebutuhan. Pada tahap awal ini, proses pembelian dimulai ketika pembeli (konsumen) mengenali kebutuhannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal maupun eksternal.

Ø Mencari Informasi, konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi informasi yang lebih badak dari berbagai sumber. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam tahao ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber-sumber utama atas informasi yang didapat konsumen dan bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen selanjutnya. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang sebuah produk melalui sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi, baik dari keluarga, teman, kenalan maupun tetangga. Tiap tiap informasi komersial menjalankan perannya sebagai pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan dungsi legitimasi atau evaluasi. Melalui sebuah aktivitas pengumpulan informasi, konsumen dapat memperlajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang sama.

Ø  Mengevaluasi Alternatif. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan. Konsymen akan mempertimbangkan manfaat termasuk kepercayaan merek dan biaya atau risiko yang akan diperoleh jika membeli sutu produk.

Ø  Mengambil Keputusan. Setelah melalui evaluasi dan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil keputusan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan tujuan pembelian, yaitu sikan orang lain, dan faktor situasional yang tidak dapat diprediksikan.

Ø  Evaluasi paska pembelian. Setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi keputusan dan tindakannya dalam membeli. Jika dinilai kinerja produk atau layanan yang dirasakan danyang diharapkan, maka konsumen akan puas, begitu pula sebaliknya. Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen akan berpengaruh terhadap perilaku selanjutnya. 

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen dalam menentuan brand apa yang akan dibelinya tentu dipengaruhi beberapa faktor tertenti. Secara garis besar, faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua macam, antara lain :

Ø  Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yanh berasal dari dalam diri konsumen, faktor tersebut dapat berubah jika ada pengaruh dari faktor luar, namun jika faktor internal memiliki posisi yang lebih kuat maka faktor luar tidak akan memiliki pengaruh yang berarti. Diantara faktor-faktor internal tersebut antara lain :

a)  Pengalaman Belajar dan Memori

b)  Perilaku fisik

c)   Pembelajaran melalui symbol dan pemecahan masalah

d)   Pembelajaran secara efektif

e)   Kepribadian dan Konsep diri

f)    Motivasi dan Keterlibatan

    Motivasi mempunyai keterlibatan dalam memperngaruhi konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk. Semakin kuat motivasi yang dimiliki, maka semakin kuat keterlibatan tersebut. Menurut Tatik Suryani (2013: 36) terdapat empat metode pengukuran motivasi, antara lain :

Ø  Metode wawancara mendalam.

Metode ini dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam terhadap konsumen yang telah dipilih bersasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Ø  Metode tes Proyektif

Dalam metode ini konsumen ditanya tentang reaksi dan pendapat orang lain seandainya berada dalam situasi tertentu, apa yang mendorongnya apa yang memotivasinya dan bagaimana pendapatnya.

Ø  Metode Kuesioner

Metode ini terdiri dari beberapa pendapat yang mana nantinya konsumen akan memberikan penilaian mengenai setuju tidaknya dengan pendapat tersebut.

Ø  Metode kelompok fokus

Metode ini menggunakan anggota yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategik. Anggota yang dipilih seharusnya dapat merepresentasikan atau mewakili konsumen yang menjadi sasaran pemasaran, jumlah kelompok yang mempunyai kemampuan untuk memfasilitasi proses diskusi yang memungkinkan konsumen dapat mengungkapkan motivasinya.

Ø  Sikap

Sikap memiliki tiga unsur yaitu kognitif (pengetahui), afektif (emosi, perasaan), konatif (tindakan)

Ø  Persepsi

Merupakan proses dimana individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk arti dan gambar. Bisa juga diartikan sebagai gambaran seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.

Ø  Faktor Eksternal

Memperngaruhi konsumen untuk membeli sesuatu berdasarkan lingkungan. Keputusan untuk membeli suatu produk saat ini cenderung dipengaruhi lingkungan luar. Faktor Eksternal yang memperngaruhi perilaku konsumen antara lain :

a)      Faktor budaya

b)      Faktor sosial

c)      Faktor ekonomi

d)      Faktor bauran pemasaran. 

4. Proses Internal Psikologi Konsumen

        Psikologi konsumen merupakan cabang ilmu psikologi yang memperlajari tentang perilaku konsumen pada seseorang atau manusia. Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang berbeda-beda. Menurut pandangan filsafat lmu, bahwa ilmu saling melengkapi dan mengisi. Psikologi konsumen ini juga demikian, agar suatu ilmu semakin sempurna (kompleks) dan bermanfaat bagi manusia. 

Psikologi konsumen merupakan hubungan antara penciptaan suatu produk dan peluang penggunaanya oleh individu dengan proses-proses mental (psikologis) yaiti meliputi pemahaman tentang proses psikologi dalam diri konsumen sebagai individu maupun kelompok, aspek-aspek psikologi yang dipertimbangkan dalam strategi pemasaran maupun distribusi produk, riset pemasaran dalam konteks psikologi. Berikut ini proses internal psikologi konsumen :

Ø  Persepsi

Ø  Perhatian selektif

Ø  Distorsi Selektif

Ø  Retensi Selektif

5. Alternatif pendekatan dalam Mempelajari Konsumen

    Menurut Olson, Jerry dan Paul Peter, terdapat beberapa pendekatan dalam memperlajari konsumen, antara lain:

Ø Pendekatan Interpretif, Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.

Ø Pendekatan tradisional, yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behabiorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen.

Ø Pendekatan sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia. 


Sumber : E-book Perilaku Konsumen Strategi dan Teori

by : Nora Anisa Br. Sinulingga, Hengki Tamando Sihotang 

Jumat, 18 Maret 2022

Penganggaran Perusahaan


Nama : Allin Vely Phasa Imanudin  

NPM  : 10120158 

Kelas : C6 

Penganggaran Perusahaan (budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang untuk memproyeksikan operasi perusahaan dalam proyeksi laporan keuangan (Laporan Laba Rugi, Neraca, dan Perusahaan Modal) serta aliran kas (Cash Flow).

Penganggaran perusahaan (perencanaan dan pengendalian laba) tersebut mencakup pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan, spesifikasi tujuan perusahaan, pengembangan strategi perencanaan laba jangka pendek, pembuatan suatu pelaporan kinerja periodeik, dan pengembangan prosedur tidak lanjut. Deskripsi dari perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk/format laporan yang dikenal dengan anggaran (budget).

1. Pengertian Anggaran 

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam jangan waktu (periode) tertentu di masa mendatang. Karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, anggaran sering kali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting. Artinya, segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang sehingga perncapaian efisiensi dan efektifitas dapat diukur dari kegiatan yang dilakukan.

Secara lebih substansial, penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tetang pendapatan, biaya, dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang.

2. Kegunaan Anggaran 

Dalam praktiknya, banyak perusahaan yang mampu beroperasi tanpa membuat anggara. Namu, tanpa penyusunan anggara, perusahaan akan kesulitan mengevaluasi kinerja, tidak mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha.

Berikut adalah manfaat penyusunan anggaran :

1) Adanya perencanaan terpadu, Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana dan menjalankan pengendalian terhadap kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat manajemen atau perngendalian. 

2) Sebagai pedoman Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan, Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang baik membuat karyawan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan pegawai mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Di samping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantispasi perubahaan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

3) Sebagai alat Koordinasi, Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keluruhan. Oleh karena itu, system anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antarbagian (divisi) secara keseluruhan.

4) Sebagai Alat Pengawasan Kerja, Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga kinerja dari pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai. Dalam menentukan standar acuan diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang seksama terhadap kegiatan0kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Standar yang ditetapkan secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang diterapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya, penetapan standar yang terlalu rendah akan meningkatkan biaya yang tidak terkendali serta menurunkan laba dan semangat kerja.

5) Sebagai Alat Evaluasi Kegiatan Perusahaan, Anggaran yang disusun dengan menerapkan standar yang relevan akan memberi pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menemukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang baik, yakni perusahaan dapat menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap menguntungkan. Terhadap penyimpangan dalam operasional perusahaan perlu dilakukan evaluasi sehingga menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya.

Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan beberapa syarat berikut ini. 

1)  Realistis, tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis.

2) Luwes, tidak terlalu kaku dan berpeluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.

3) Berkelanjutan, membutuhkan perhatian terus-menerus dan bukan suatu suatu usaha yang insidentil. 

3. Tujuan Penyusunan Anggaran 

Berdasarkan ilustrasi sebelumnya dapat dikemukakan bahwa tujuan penyusunan anggaran adalah sebagai berikut

1) Menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal sehingga perusahaan dapat menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.

2) Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.

3) Menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastidan dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.

4) Mengoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.

5) Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi sebagai dasar untuk melakukan koreksi. 

4. Hubungan Anggaran dengan Manajemen

    Sebagaimana telah diutaraian, anggaran merupakan pedoman kerja, ala koordinasi, serta alat pengawasan kerja. Dengan memahami dan membiasakan diri melakukan penganggaran, perusahaan akan lebih mampu memprediksi perubahan yang akan terjadi dan dampaknya bagi operasi usaha, serta mempersiapkan segala perngkat yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan target yang telah diterapkan sedini mungkin. Tidak hanya perencanaan kegiatan, tetapi juga koordinasi dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan adanya penganggaran. Ketika fungsi manajemen ini (perencanaan, koordinasi, dan pengendalian) secara sekaligus tercermin dalam proses penganggaran.

    Skenario anggaran dapat disusun dengan mudah di tampilan computer, tetapi pemahaman yang perlu kita ketahui adalah hakikat anggaran, yakni anggaran cenderung memiliki banyak persamaan dengan hubungan antarmanusia (human relation) daripada sekedar rekayasa angka. Pengendalian biaya dilakukan oleh manusia. Teknik kalkulasi yang telah diciptakan untuk membantu manajemen tidak akan berhasil jika realisasi tidak tepat. Oleh karena itu, berhasil tidaknya suatu anggaran bergantung pada sikap (attitude) para individu yang bersangkutan. Mekanisme anggaran semata-mata merupakan teknik yang meyakini bahwa agar kinerja yang meyakini bahwa agar kinerja yang baik dapat dicapai diperlukan suatu standar. Bila dalam realisasinya terdapat kondisi yang akomodatif, tujuan tujuan yang telah ditentukan dapat berhasil. Dengan demikian, tampak bahwa anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan proses manajemen.

    Proses manajemen adalah suatu kumpulan kegiatan yang saling berhubungan yang dilakukan oleh manajemen dari suatu organisasi untuk menjalankan dungsi-fungsi manajemen. Dalam hal ini, fungsi-fungs manajemen adalah sebagai berikut : 

1)   Menyusun rencana untuk dijadikan sebagai pedoman kerja (planning)

2) Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan pembagian tanggung jawab kepada para karyawan perusahaan (organizing)

3)  Membimbing, memberi petunjuk, dan mengarahkan para karyawa (staffing).

4) Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi di antara semua bagian dalam perusahaan (leading)

5) Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap pekerjaan pada karyawan dalam merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan (controliling)

Proses manajemen tersebut ditampilkan dalam gambar berikut ini.

    Implementasi manajemen melibatkan proses mendefinisikan tujuan perusahaan dan menerapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan sumber daya manusia, bahan baku dan modal secara efisien. Dalam hal ini, penganggaran terkait dengan proses perencanaan dan pengendalian operasi.

    Sehubungan dengan fungsi planning (perencanaan) dan controlling (pengendalian), manajemen selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan yang menyangkut variable inflow dan variable outflow.

    Variable Inflow mencerminkan kumpulan factor yang diperlakukan dalam proses produksi yang meliputi modal, tenaga kerja, dan material. Kumpulan factor ini menimbulkan biaya (cost)Variable Inflow variabel yang diporeleh dari hasil proses produksi yang bisa berupa barang, jasa, dan konribusi sosial. Hasil proses produksi ini memberikan pendapatan (revenue) bagi perusahaan. Perencanaan dan pengendalian variable inflow dan variable outflow untuk menghasilkan profit tersebut diilustrasikan dengan gambar berikut ini. 


    Untuk memahami fungsi-fungsi manajemen lebih lanjut, terutama fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian, berikut ini akan dibahas secara khusus mengenai fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian manajemen. 

5. Fungsi Perencanaan (Planning)

    Perencanaan bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada manajemen dalam mengambil keputusan yang bersifat operasional. Perencanaan dibedakan menjadi perencanaan strategis dan taktis. Perencanaan strategis sering diartikan sebagai perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) dan biasanya menyangkut kegiatan secara umum dengan menitik beratkan pada tujuan (objectives). Perencanaan taktis merupakan perencanaan jangka pendek yang menyangkut kegiatan secara terinci dan menitikberatkan pada cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Proses perencanaan dapat dilaksanakan sebagai berikut.

a) Mengadakan evaluasi terhadap variabel-variabel eksternal dan internal agar dapat menetapkan tujuan yang realitis. Beberapa yang termasuk dalam variabel ekstern adalah kondisi lingkungan dan prospek perekonomian pada masa mendatang. Beberapa yang termasuk dalam variabel internal adalah kondisi perusahaan itu sendiri.

b) Menetapkan tujuan umum perusahaan (enterprise objective). Tujuan ini bersifat umum dan berjangka panjang. Contoh: tujuan yang menyangkut hal-hal ekonomi, konsumsi, dan pemilik modal.

c)  Menjabarkan tujuan umum tersebut ke dalam sasaran khusus (specific goals).

d) Menetapkan financial plan atau profit plan sebagai penjabaran operasional dari tujuan dan strategi. Penetapan ini merupakan perencanaan yang bersifat operasional dan dinyatakan secara kuantitatif. Profit plan dapat dibedakan menjadi dua, yakni strategic profit plan dan tactical profitplan. Strategic profit plan merupakan perencanaan laba yang dinyatakan secara umum untuk jangka panjang (5 tahun atau lebih), sedangkan tactical profit plan dinyatakan secara terinci untuk jangka pendek (1 tahun).

6. Fungsi Pengendalian (Controlling)

    Pengendalian merupakan kegiatan untuk mengusahakan agar tujuang, rencana, kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik dan semaksimal mungkin.

Proses pengendalian mencakup kegiatan sebagai berikut.

a) Mengukur hasil kegiatan actual (actual performanc) dengan tujuan, sasaran, atau kinerja dan melaporkan penyimpangan yang timbul dalam performance report.

b) Membuat analisis atas penyimpangan yang timbul.

       c)  Mempertimbangkan alternative pemecahannya.

d) Memilih alternatif perbaikan. 

e) Mengadakan perbaikan scenario dan implementasi alternative, serta melakukan tindak lanjutnya.

Secara metodologis, pelaporan kinerja ini akan memuat tentang:

a) Hasil-hasil kegiatan sebenarnya (actual)

b) Anggaran yang telah ditetapkan, dan

c) Selisih (variance) antara actual dan anggaran yang telah ditetapkan.

Fungsi lain dari anggaran adalah sebagai berikut

a) Menentukan wewenang dan tanggung jawab divisi/departemen.

b) Memaksa divisi untuk melaksanakan koordinasi.

c) Menjadi dasar untuk menilai kinerja divisi/departemen.

Pengendalian harus dilakukan terus-menerus sepanjang periode (misalnya setiap bulan), bukan hanya pada akhir periode. Penilaian yang dilakukan hanya pada akhir periode akan menyebabkan keterlambatan untuk melakukan perbaikan. Oleh sebab itu sebaiknya laporan kinerja (performance report) dibuat setiap bulan.


Sumber : E-book ANGGARAN PERUSAHAAN "Konsep dan Aplikasi"

by :  M. Fuad, Edy Sukarno, Sugiarto, Moeljadi, Ellen Christina, Fatimah R.N Hannah M.

Analisis Perilaku Konsumen

Nama : Allin Vely Phasa I. NPM : 10120158 Kelas : C6  1. Definisi Perilaku Konsumen    Pada hakikatnya, perilaku merupakan tindakan nyata se...